Khutbah 10 Pebruari 2017.
KRITERIA PEMIMPIN
DALAM AL-QUR’AN
Drs. H. Ahmad Yani
Bidang Dakwah PP DMI (Dewan Masjid Indonesia), Bidang Dakwah KODI
(Koordinasi Dakwah Islam) DKI Jakarta, Ketua LPPD Khairu Ummah, Penulis 37
Judul Buku Manajemen Masjid, Dakwah dan Keislaman. HP 0812-8376-1455 &
0812-9021-953
Sidang Jumat Yang Berbahagia.
Dalam upaya mewujudkan kehidupan masyarakat dan bangsa
yang adil dan sejahtera, diperlukan pemimpin yang memenuhi persyaratan ideal.
Karena itu, kita harus memilih pemimpin yang baik dalam PILKADA serentak di
beberapa wilayah di Tanah Air. Orang-orang yang tidak layak menjadi pemimpin tapi
dipilih oleh masyarakat untuk menjadi pemimpin akan mengakibatkan kehancuran
bagi suatu masyarakat, bahkan bagi mereka yang memilihnya juga, begitulah yang
kita alami dalam kehidupan di negeri kita tencinta selama ini.
Oleh
karena itu, kepribadian manusia seperti apa yang harus kita pilih dan kita
percayakan menjadi pemimpin dikemukakan di dalam Al-Qur’an. Allah swt
berfirman:
وَجَعَلْنَا
مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا
يُوقِنُونَ
Dan Kami jadikan
diantara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan
adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami (QS As Sajdah [32]:24).
Di
dalam ayat lain, Allah swt berfirman:
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ
بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ الصَّلاةِ
وَإِيتَاءَ الزَّكَاةِ وَكَانُوا لَنَا عَابِدِينَ
Kami telah menjadikan
mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami
dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah (QS Al
Anbiya [21]:73).
Dari dua ayat di atas, bisa kita simpulkan bahwa ada enam
kriteria yang disebutkan Al-Qur’an dari sekian banyak kriteria yang harus ada
pada diri seorang pemimpin, manakala tidak ada kriteria ini pada seseorang yang
dicalonkan, maka kita tidak dibenarkan memilihnya. Pertama, Membimbing
Masyarakat Sesuai Petunjuk Allah swt. Salah satu peran dan fungsi yang harus
dijalankan oleh seorang pemimpin adalah membimbing atau mengarahkan masyarakat
untuk bisa menjalani kehidupan yang sesuai dengan petunjuk-petunjuk Allah swt.
Untuk itu, seorang pemimpin harus terlebih dahulu menempuh jalan hidup
sebagaimana yang ditentukan oleh Allah swt, dia bukan hanya mengajak orang yang
dipimpinnya untuk menjalankan petunjuk Ilahi tapi ia langsung memulai dan
menjalankanya. Pemimpin itu sama dengan imam dalam shalat berjamaah yang tidak
hanya berada pada posisi paling depan, tapi juga memberi instruksi dan contoh
langsung sehingga jamaah (masyarakat yang dipimpinnya) tinggal mengikuti
gerak-gerik imam. Oleh karena itu, jangan sampai ada pemimpin yang hanya bisa
berpidato tentang petunjuk-petunjuk Ilahi tapi sikap dan tingkah lakunya
bertentangan dengan isi petunjuk tersebut, ini bukan hanya bisa menjatuhkan
wibawanya dihadapan masyarakat, tapi juga bisa mendatangkan murka Allah swt sebagaimana
firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ
تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ. كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا
مَا لَا تَفْعَلُونَ
Wahai orang-orang
yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat
besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan
(QS Ash Shaff [61]:2-3).
Kedua yang merupakan kriteria
seorang pemimpin adalah Sabar. Banyak
persoalan dan banyak orang dengan berbagai karakter yang akan dihadapi oleh
seorang pemimpin, baik hal-hal yang menyenangkan maupun hal-hal yang
menyakitkan. Semua itu harus dihadapi oleh seorang pemimpin dengan penuh
kesabaran. Secara harfiyah, sabar artinya menahan atau mengekang. Maksudnya
adalah menahan diri dari melakukan sesuatu yang tidak dibenarkan oleh Allah swt
karena mengharap ridha-Nya. Karena itu dalam situasi dan kondisi yang
bagaimanapun juga, seorang pemimpin yang sabar akan tetap bertahan dalam
kebenaran.
Sebagai wujud dari kesabaran, maka seorang pemimpin tidak
akan bertindak sewenang-wenang kepada rakyat yang tidak disenanginya dan tidak
akan lupa diri seandainya saat memimpin ia memperoleh hal-hal menyenangkan bila
ditinjau secara duniawi. Salah
satu tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang pemimpin adalah menegakkan
kebenaran dan keadilan, upaya ini akan berhadapan dengan begitu banyak
kesulitan dengan resiko yang besar, maka keharusan bersikap sabar bagi seorang
pemimpin adalah terus menerus berjuang untuk menegakkan kebenaran dan keadilan
itu.
Ketiga, Memiliki Keyakinan
Yang Benar. Ini merupakan sesuatu yang sangat penting, karena dari
keyakinan yang benar itulah kehidupan dan cara memimpinnya akan diarahkan pada
kebenaran. Di dunia ini dan dalam sejarah kepemimpinan, kita dapati banyak
pemimpin yang bersikap dan melakukan tindakan yang salah, tapi ia merasa hal
itu sebagai sesuatu yang benar dan ia perjuangkan betul keyakinannya itu.
Oleh karena itu, para
pemimpin harus memiliki keyakinan yang benar, keyakinan yang didasari oleh
wahyu Allah swt dan ia harus yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa apa yang
diyakininya itu merupakan sesuatu yang benar sehingga tidak ragu-ragu untuk
memperjuangkan penegakkannya.
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Kriteria pemimpin yang Keempat adalah Berkarakter Baik.
Menjadi pemimpin tentu saja harus memberi dan membawa manfaat kebaikan yang
sebesar-besarnya. Karena itu, seorang pemimpin harus memiliki karakter kebaikan
atau dengan kata lain kebaikan telah menjadi karakter dirinya, bukan kadangkala
baik dan pada saat yang lain kebaikan itu jauh dari dirinya. Pemimpin tanpa
karakter kebaikan sangat berbahaya, karena ia hanya akan menjadi baik bila
orang lain baik dan ia ikut menjadi tidak baik ketika orang lain tidak baik,
padahal seorang pemimpin seharusnya menjadi seperti lokomotif kereta yang
menarik seluruh gerbong untuk berjalan pada rel yang benar. Seorang pemimpin
harus memiliki sikap yang tegas dalam mempertahankan nilai-niali kebaikan, bukan malah sering menunjukkan ucapan dan tindakan dengan nilai akhlak yang
rendah seperti tidak menghormati tokoh masyarakat, apalagi tokoh agama dan
tidak menunjukkan kasih sayang kepada masyarakatnya, dalam satu hadits,
Rasulullah saw bersabda:
لاَتَكُوْنُوْا اِمَّعَةً
تَقُوْلُوْنَ: اِنْ اَحْسَنَ النَّاسُ اَحْسَنَّا وَاِنْ ظَلَمُوْاظَلَمْنَا
وَلَكِنْ وَطِّنُوْا اَنْفُسَكُمْ اِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ اَنْ تُحْسِنُوْا وَاِنْ
اَسَاءُوْا اَنْ لاَتَظْلِمُوْا.
Janganlah kamu
menjadi orang yang ikut-ikutan dengan mengatakan kalau orang lain berbuat
kebaikan, kamipun akan berbuat baik dan kalau mereka berbuat zalim, kamipun
akan berbuat zalim. Tetapi teguhkanlah dirimu dengan berpinsip, kalau orang
lain berbuat kebaikan, kami berbuat kebaikan pula dan kalau orang lain berbuat
kejahatan, kami tidak akan melakukannya (HR. Tirmidzi).
Kelima yang merupakan karakter
seorang pemimpin adalah Rajin
Beribadah kepada Allah swt, ini merupakan sesuatu
yang sangat penting bagi umat manusia, apalagi bagi seorang pemimpin. Dengan
ibadah itu, kekuatan rohani seseorang akan diperkokoh dan kokohnya kekuatan
rohani akan membuat kehidupan yang
dijalani bisa berjalan dengan baik. Salah satu bentuk ibadah yang harus selalu
ditunaikan oleh seorang pemimpin adalah shalat, terutama shalat yang lima waktu
disamping shalat-shalat sunnat. Bahkan kepada Rasulullah saw yang harus
memimpin secara baik, shalat tahajjud diwajibkan kepada beliau. Maka dalam
situasi dan kondisi yang bagaimanapun juga, tidak dibenarkan bagi seorang
muslim apalagi pemimpin muslim untuk meninggalkan shalat, bahkan dalam situasi
perang sekalipun, Rasulullah saw dengan para sahabatnya bukan hanya
melaksanakan shalat untuk menggugurkan kewajiban, tapi dilaksanakan shalat itu
secara berjamaah yang kemudian disebut dalam fiqih dengan shalat khauf. Oleh
karena itu, seseorang yang tidak shalat atau suka meninggalkan kewajiban shalat
tidak layak untuk menjadi kandidat dan dipilih sebagai pemimpin bagi masyarakat
muslim.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Keenam dari sekian banyak
kriteria seorang pemimimpin adalah Memiliki Tanggungjawab Sosial. Dalam
kehidupan masyarakat dan bangsa, banyak sekali persoalan sosial yang datang
silih berganti sehingga memerlukan proses penyelesaian. Karena itu, masyarakat
harus turut serta menghadapi dan mengatasi persoalan-persoalan sosial.
Berkorban dengan harta melalui zakat, infak dan sedekah yang dikelola dengan
baik merupakan salah satu cara yang harus ditempuh untuk bisa menghadapi dan
mengatasi masalah-masalah sosial. Kalau masyarakat pada umumnya saja harus
memiliki tanggungjawab sosial, apalagi bagi para pemimpin yang memang menjadi
tanggungjawabnya untuk mengatasi persoalan sosial itu.
Para pemimpin yang tidak memiliki tanggungjawab sosial
akan menjadi sangat berbahaya bagi masyarakat, bahayanya sudah kita rasakan
dengan begitu banyak terjadinya korupsi di negeri kita sehingga korupsi terasa
sudah merambah kemana-mana, bahkan pemimpin yang tidak memiliki kesadaran dan
tanggungjawab sosial itu dengan tega mengkorupsi dana-dana sosial bagi
masyarakat miskin, sebut saja misalnya korupsi atas dana untuk korban banjir,
beras untuk rakyat miskin yang harus diberikan sebanyak 20 kg tapi menjadi 20
liter dan sebagainya.
Dalam kehidupan bangsa kita sekarang yang memiliki agenda
pemilihan pemimpin, perlu kita teliti apakah calon-calon pemimpin dalam setiap
tingkatannya memiliki kriteria sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an atau
tidak, bila tidak, jangan menyesal bila kita malah memilihnya juga. Maka,
khutbah ini mengingatkan kita semua untuk menggunakan hak suara dengan memilih
pemimpin yang memenuhi standar ketaqwaan kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha Esa.
Semoga negeri kita semakin maju dalam segala kebaikan
yang diridhai Allah swt, dan terhindar dari segala maksud buruk meskipun kita
tidak mengetahuinya. Ya Allah, berikan kepada kami, jadikan untuk kami pemimpin
yang bertaqwa kepada-Mu, amin ya rabbal alamin.
0 comments