NARKOBA DAN AKHLAK KEPADA DIRI SENDIRI
Drs. H. Ahmad Yani
Ketua Departemen Dakwah, Ukhuwah dan Sumberdaya Keumatan
PP DMI (DEWAN MASJID INDONESIA)
اَلْحَمْدُ للهِ
الَّذِي أَرْشَدَنَا إِلَى طَاعَتِهِ وَزَجَرَنَا عَنْ مَعْصِيَتِهِ وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ذُوْ العَظَمَةِ
الْجَلاَلِ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَرْسَلَهُ لِإِرْشَادِ
العِبَادِ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ
وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ:
يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Kaum Muslimin
Rahimakumullah.
Ketika manusia
dituntut untuk berlaku baik kepada orang lain, maka ia harus memulainya dengan
berlaku baik kepada dirinya sendiri, karena bagaimana mungkin seseorang bisa
berlaku baik kepada orang lain bila berlaku baik pada diri sendiri saja tidak
ia lakukan. karenanya ia tidak boleh menyakiti dirinya sendiri dalam arti yang
luas.
Untuk itu, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilaksanakan dalam konteks akhlak
kepada diri sendiri. Pertama, menjaga kehormatan
pribadi. Umat Islam pada dasarnya adalah umat yang mulia, bahkan Allah swt
menyebutnya sebagai umat terbaik bila keberadaannya membawa manfaat kebaikan,
melakukan amar makruf dan nahi munkar, Allah swt berfirman:
كُنْتُمْ خَيْرَ أَمَّةٍ
أُخْرِجَتْ للنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَتُؤْمِنُوْنَ باللهِ
Kamu adalah umat yang
terbaik, yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan
mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah (QS Ali Imran [3]:110).
Kedua, Memenuhi Kebutuhan Makan
dan Minum. Makanan dan minuman merupakan kebutuhan yang sangat pokok dalam
kehidupan setiap orang dari sisi jasmaniyah. Kesehatan manusia tidak bisa
dipertahankan bila ia kurang apalagi tidak makan dan minum yang halal dan
bergizi. Oleh karena itu, memiliki perekonomian yang memadai merupakan suatu
kenikmatan tersendiri dalam hidup ini agar ia bisa memenuhi kebutuhan pokoknya,
sedangkan kekurangan makan dan minum merupakan keadaan yang amat
mengkhawatirkan, karena itu Rasulullah saw selalu berdo’a sebagaimana terdapat
dalam haditsnya:
اَللَّهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُبِكَ
مِنَ الْجُوْعِ فَاِنَّهُ بِئْسَ الضَّجِيْعُ.
Ya Allah, aku berlindung
kepadamu dari lapar, karena ia adalah teman tidur yang paling jelek (HR. Abu
Daud, Nasa’I, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah).
Dalam konteks itu pula, seorang muslim tidak boleh
menyiksa dirinya dengan tidak mau makan dan minum dalam waktu yang lama seperti
mogok makan. Bahkan menkonsumsi sesuatupun jangan sampai yang bisa merusak
jasmani, rohani dan akal pikirannya seperti minuman keras, narkoba bahkan
seharusnya tidak merokok.
Sidang Jumat Yang
Dimuliakan Allah.
Ketiga, yang merupakan akhlak
kepada diri sendiri adalah Memenuhi Kebutuhan Istirahat. Secara fisik setiap
manusia pasti mengalami kelelahan dan rasa ngantuk, karena itu setiap orang
yang berakhlak baik kepada dirinya sendiri akan selalu memenuhi kebutuhan
istirahat, khususnya tidur. Rasulullah saw amat memperhatikan masalah ini. Karena
beliau harus bangun lebih cepat untuk melaksanakan shalat tahajjud, maka beliau
tidur dalam waktu yang juga lebih cepat, kecuali bila ada urusan yang penting.
Disamping itu, pada siang hari saat
terik matahari panas, yakni kira-kira 30 menit sebelum zuhur, beliaupun biasa
tidur siang sebentar yang disebut dengan qailulah. Oleh karena itu, bila kita
berakhlak baik kepada diri kita sendiri, maka kitapun harus memenuhi kebutuhan
istirahat bagi jasmani kita dengan segala anggotanya.
Keempat, menjaga Kesehatan
Jasmani. Setiap muslim harus berusaha menjaga kesehatan jasmaninya, karena itu
hal-hal yang bisa mengganggu kesehatan jasmani harus dicegahnya, baik yang
berasal dari makanan, minuman maupun pola hidup, misalnya merokok,
meminum-minuman keras apalagi mengkonsumsi narkoba. Namun apabila penyakit
jasmaniah melanda dirinya, iapun berusaha untuk menyikapinya dengan baik dan
berobat. Hal ini karena seorang muslim tidak dibenarkan terus menerus
berpenyakit dengan membiarkan penyakitnya itu tanpa berusaha mengobatinya,
padahal setiap penyakit sudah disediakan oleh Allah swt penyembuh atau obatnya,
kecuali bagi orang yang tidak tahu bahwa sebenarnya obatnya telah tersedia,
Rasulullah saw bersabda:
مَااَنْزَلَ اللهُ
عَزَّوَجَلَّ مِنْ دَاءٍ إِلاَّوَاَنْزَلَ لَهُ دَوَاءً، عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ،
وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ.
Tiada Allah Azza wa jalla
menurunkan suatu penyakit kecuali ia menurunkan pula obatnya, diketahui oleh
yang mengetahui dan tidak akan diketahui oleh orang yang tidak mengerti (HR.
Bukhari dan Muslim).
عَنْ أُسَامَةَ
بْنِ شَرِيْكٍ قَالَ: كُنْتَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَاءَتِ
اْلأَعْرَابُ فَقَالُوْا: يَارَسُوْلَ اللهِ أَنَتَدَاوَى؟ فَقَالَ: نَعَمْ
يَاعِبَادَ اللهِ تَدَوَوْا فَإِنَّ اللهَ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلاَّ وَضَعَ لَهُ شِفَاءً غَيْرَ دَاءٍ وَاحِدٍ. قَالُوْا: مَاهُوَ؟ قَالَ:اَلْهَرَمُ.
Usamah bin Syarik berkata:
Sewaktu kami bersama Rasulullah Saw, maka datanglah orang Badui, lalu mereka
bertanya: “Ya Rasulullah, apakah kami harus berobat?”. Beliau menjawab: “Ya,
wahai hamba-hamba Allah, berobatlah kamu, karena Allah tidak menurunkan
penyakit melainkan Dia menurunkan pula penyembuhnya, kecuali satu penyakit”.
Mereka bertanya: “Apakah itu?”. Beliau menjawab: “Tua” (HR. Ahmad).
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ
فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءٌ الدَّاءَ بَرِىءَ بِإِذْنِ اللهِ
Tiap-tiap penyakit ada
obatnya, maka kalau penyakit bertemu dengan obatnya, sembuhlah orang yang sakit
dengan izin Allah (HR. Muslim).
Karena itu, dalam kaitan dengan narkoba, bila seseorang
sudah mulai mengkonsumsi apalagi sampai menjadi pecandu, yang paling utama
adalah menyadari keasalahan itu, menyesali dan mau berobat dengan
merehabilitasi yang difasilitasi oleh BNN.
Sidang Jumat Yang
Berbahagia.
Kelima atau terakhir akhlak
kepada diri sendiri adalah tidak membinasakan diri. Sesulit apapun situasi dan
kondisi yang dihadapi, seorang muslim harus mempertahankan kehidupannya dengan
sebaik-baiknya. Karena itu, kesabaran saat menghadapi kesulitan hidup merupakan
sifat yang membuat seorang muslim menjadi amat mengagumkan bagi orang lain,
namun bila ia berputus asa dari kemungkinan bisa menghadapi dan mengatasi
berbagai kesulitan hidup lalu ia menempuh jalan pintas dengan terus
mengkonsumsi narkoba apalagi sampai bunuh diri, maka hal itu hanya akan membuat
citra dirinya menjadi amat jelek dalam kehidupan di dunia ini dan yang lebih
menakutkan lagi adalah akan membawa kesengsaraan dalam kehidupan di akhirat
nanti, kesengsaraan yang berkepanjangan, bahkan tak berujung karena akan kekal
di dalan neraka jahannam, Rasulullah saw bersabda:
مَنْ قَتَلَ
نَفْسَهُ بِحَدِيْدَةٍ فَحَدِيْدَتُهُ فِى يَدِهِ يَتَوَجَّأُبِهَا فِى بَطْنِهِ
فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيْهَا أَبَدًا وَمَنْ شَرِبَ سُمًّا
فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ يَتَحَسَّاهُ فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا
فِيْهَا أَبَدًا وَمَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ يَتَرَدَّى
فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيْهَا أَبَدًا
Barangsiapa membunuh diri
dengan besi, maka besi itu di tangannya ditusukkannya ke dalam perutnya di
neraka jahannam, tetap begitu selamanya. Siapa yang meminum racun untuk
membunuh diri, dia akan meminumnya seteguk demi seteguk dalam neraka jahannam,
tetap begitu selamanya. Siapa yang
menjatuhkan dirinya dari bukit untuk membunuh dirinya, nanti dia akan
menjatuhkan dirinya dalam neraka jahannam, tetap begitu selamanya (HR. Muslim).
Dari uraian di atas, menjadi jelas bagi kita bahwa setiap
manusia, apalagi sebagai muslim harus berakhlak baik pada dirinya sendiri.
Manakala kita sudah berlaku baik pada diri kita masing-masing, menjadi amat
mudah bagi kita untuk bisa berakhlak baik pada orang. Adapun mengkonsumsi
narkoba termasuk tidak berakhlak baik kepada diri sendiri yang jangan sampai
kita lakukan.
Demikian khutbah Jumat kita pada hari, semoga bermanfaat
bagi kita bersama, amin.
بَارَكَ اللهُ
لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
0 comments