Khutbah Idul Fitri 1440 H
TIGA
SAKSI HIDUP
Oleh: Drs. H.
Ahmad Yani
Ketua
Departemen Dakwah PP DMI, Ketua LPPD Khairu Ummah, Bidang Dakwah KODI DKI
Jakarta, Penulis 44 Judul Buku
الله أكبر الله أكبر
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ
اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا
بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ:
يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Bersyukur kita kepada Allah swt,
tahun ini Dia kembali memberi kesempatan kepada kita untuk menikmati ibadah
Ramadhan. Kita gembira, semoga ibadah Ramadhan dapat membersihkan jiwa kita
dari dosa dan sifat-sifat buruk. Bila tidak demikian, seharusnya kita menjadi
orang yang sangat bersedih dan sangat menyesal karena Ramadhan sudah berlalu
dan tahun depan belum tentu kita nikmati lagi.
Shalawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada Rasulullah, Nabi Muhammad saw. Amanah dakwah dan pembinaan umat
telah ditunaikan dengan sangat baik, sehingga kitapun menjadi muslim dan terus
berusaha menjadi muslim yang sesungguhnya.
Allahu Akbar 3x Walillhilhamdu.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Penyimpangan demi penyimpangan
dilakukan oleh banyak orang di negeri kita. Diantara pejabat, ada yang
memanfaatkan jabatannya untuk melakukan penyimpangan dan menyalahgunakan
jabatan atau kekuasaan. Efeknya diikuti oleh bawahannya hingga masyarakat
bawah. Berdusta, berbohong, berlaku curang, mengambil sesuatu yang bukan
haknya, hingga menghalalkan segala cara merupakan sesuatu yang harus kita
waspadai. Bahkan bersumpah atas nama Allah berani dilakukannya untuk meyakinkan
bahwa ia tidak menyimpang. Sementara, pada masyarakat terjadi hubungan yang
tidak harmonis sehingga satu dengan lainnya saling membenci, memfitnah, lalu
tercabut karakter pribadi yang mulia dari dirinya.
Karena itu, salah satu yang harus
kita sadari, perbuatan apapun pasti akan dimintai pertanggungjawaban. Di dunia ini saja, perbuatan manusia seringkali dimintai
pertanggungjawaban oleh sesama manusia, apalagi di akhirat
nanti, Allah swt pasti akan meminta pertanggungjawaban. Karena itu, manusia harus
hati-hati dalam setiap perbuatan agar jangan sampai tidak mampu
mempertanggungjawabkannya. Pertanggungjawaban
itu bersifat pribadi dan seseorang tidak bisa lepas dari pertanggungjawaban
dengan menyalahkan orang lain, karena seandainya ada orang lain yang
menyebabkan kesalahan dilakukannya, merekapun akan dimintai pertanggungjawaban,
Allah swt berfirman:
وَلا
تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ
كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungjawabannya (QS Al Isra [17]:36).
Salah satu sebab mengapa begitu
banyak orang melakukan penyimpangan adalah karena dia merasa tidak ada yang
tahu. Padahal apa yang kita lakukan, dimanapun melakukannya ada saksi yang
merekam perbuatan kita dan di akhirat akan membebeberkannya dihadapan Allah
swt.
Paling
tidak, ada tiga hal yang menjadi saksi atas perbuatan manusia Pertama
adalah saksi jasmani atau diri kita sendiri. Setiap
manusia akan menjadi saksi bagi dirinya sendiri dalam suatu perbuatan, sehingga di pengadilan akhirat nanti, manusia tidak
bisa berbohong dihadapan Allah swt dan ini sekaligus menunjukkan bahwa tidak
ada manusia yang dimasukkan ke neraka karena kezaliman atau ketidakadilan Allah
swt, tapi justeru mereka sendiri mengakui segala dosa yang dilakukannya, bahkan
lidah yang biasa berbohong di dunia tidak bisa lagi berbicara karena mulutnya
akan ditutup rapat, hal ini tercermin dalam firman Allah swt:
الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ
وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah
kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa
yang dahulu mereka usahakan (QS Yasin [36]:65).
Persaksian jasmani ternyata bukan
hanya kaki dan tangan, tapi juga mata, telinga dan kulit yang meskipun tidak
semua anggota jasmani disebutkan tapi inipun menjadi semakin jelas isyarat dari
Allah swt bahwa semua anggota jasmani memang menjadi saksi atas apa yang
dilakukan manusia dalam hidup di dunia ini, Allah swt berfirman:
حَتَّى إِذَا
مَا جَاءُوهَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَارُهُمْ وَجُلُودُهُمْ بِمَا
كَانُوا يَعْمَلُونَ.
وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدْتُمْ عَلَيْنَا قَالُوا أَنْطَقَنَا اللَّهُ
الَّذِي أَنْطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ
تُرْجَعُونَ
Sehingga
apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka
menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan
mereka berkata kepada kulit mereka: “Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?”.
Kulit mereka menjawab: “Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai bicara
telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu
pada kali yang pertama dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan (QS Fushilat [41]:20-21).
Dari
gambaran di atas, nampak sekali bahwa di akhirat nanti tidak ada lagi
persekongkolan jahat, jangankan antar sesama manusia, antar anggota tubuh
seorang manusia saja sudah tidak bisa saling mendustakan. Di dunia sekarang ini, seseorang
sudah menjadi saksi atas dirinya sendiri, betapa dirinya mengkhianati dirinya
dengan ucapan dan tindakan yang bertolak belakang. Inilah yang disebut dengan
jejak digital. Kemarin ia membenci, sekarang jadi cinta, kemarin ia mencela,
sekarang memuji, begitulah seterusnya. Kepentingan duniawi membuat orang bisa
membuang dan melepas idealisme.
Allahu
Akbar 3x Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Id
Yang Berbahagia.
Kedua yang
menjadi saksi atas perbuatan manusia adalah bumi sebagai tempat
berpijak, karena itu bumi menjadi saksi atas apapun yang dilakukan manusia di
atas permukaannya dan pada hari kiamat nanti, bumi akan mengkhabarkan kepada
Allah swt tentang apa yang dilakukan manusia, Allah swt berfirman:
يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا. بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا
Pada
hari itu (kiamat) bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu
telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya (QS Al Zalzalah [99]:4-5).
Selanjutnya,
Rasulullah saw menjelaskan maksud ayat di atas dalam sabdanya:
فَإِنَّ أَخْبَارَهاَ
أَنْ تَشْهَدَ عَلَى كُلِّ عَبْدٍ وَأَمَةٍ بِمَا عَامِلَ عَلَى ظَهْرِهَا أَنْ
تَقُوْلَ عَمِلَ كَذَا
يَوْمَ
كَذَا وَكَذَا فَهَذِهِ أَخْبَارُهاَ
Sesungguhnya berita bumi ialah bila ia mengemukakan
persaksian terhadap setiap hamba laki-laki dan perempuan tentang apa yang telah
dikerjakannya di atas permukaannya. Bumi mengatakan bahwa si Fulan telah
mengerjakan ini dan itu pada suatu hari, demikianlah yang dimaksud dengan
beritanya (HR. Tirmidzi dan Nasa’I dari Abu Hurairah ra).
Karena
bumi tempat berpijaknya manusia sejak lahir sampai mati, maka bumi mengetahui
perkembangan dan perjalanan hidup manusia sehingga oleh Rasul saw, bumi itu
diumpamakan seperti ibu bagi manusia yang tahu persis perkembangan anaknya,
karenanya perbuatan baik atau buruk yang dilakukan manusia pasti akan
dipersaksikan oleh bumi dan iapun akan menjadi saksi dihadapan Allah swt, hal
ini dinyatakan dalam satu hadits Nabi Muhammad saw:
تَحَفَّظُوا مِنَ اْلأَرْضِ فَإِنَّهَا أُمُّكُمْ
وَإِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَحَدٍ عَامِلٍ عَلَيْهَا خَيْرًا أَوْ شَرًّا اِلاَّ
وَهِيَ مُخْبِرَةٌ
Hati-hatilah kalian terhadap bumi, karena sesungguhnya
bumi adalah ibu kalian dan sesungguhnya tiada seorang manusiapun yang melakukan
suatu perbuatan di atasnya, apakah amal baik atau amal buruk, melainkan ia
pasti akan menceritakannya (HR. Thabrani).
Untuk
selalu mengingatkan bahwa bumi menjadi saksi atas apa yang dilakukan oleh
manusia, maka kaum muslimin disunnahkan untuk berpindah tempat antara shalat
yang wajib dengan shalat yang sunnah sehingga semakin banyak bagian-bagian bumi
yang dipijak untuk melaksanakan suatu kebaikan, maka semakin banyak pula yang
menyaksikan bahwa seseorang termasuk ke dalam kelompok orang yang baik.
Ketika manusia tidak menyadari ini,
maka ada orang yang tidak mau melakukan penyimpangan di kampung sendiri, tapi
ia mau dan berani melakukannya di daerah lain. Ia pikir tidak ada orang yang
tahu, padahal bumi dimana kita pijak selalu menjadi saksi atas apa yang kita
lakukan. Kasus korupsi di negara kita yang banyak terjadi, bahkan tidak hanya
di pusat, tapi juga sudah sampai di desa-desa. Mereka bukan tidak tahu kalau
itu salah, karenanya dibuat alibi sedemikian rupa agar tidak diketahui pihak
berwenang. Mereka juga bukan bodoh secara intelektual, Ketua KPK menyebutkan
bahwa 86 persen pelaku korupsi adalah sarjana, tidak hanya sarjana S1 tapi juga
S3.
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum
Muslimin Yang Dimuliakan Allah swt.
Saksi
ketiga dari perbuatan manusia adalah Allah swt. Sebagai Pencipta, Pengatur dan
Pemelihara kehidupan, perbuatan manusia pasti sudah terekam dihadapan Allah. baik yang
dilakukan secara terang-terangan maupun yang
tersembunyi. Hal ini karena salah satu sifat Allah swt adalah Maha Mengetahui
atas segala sesuatu sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya:
أَلَمْ تَرَ أَنَّ
اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مَا يَكُونُ مِنْ
نَجْوَى ثَلاثَةٍ إِلا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلا خَمْسَةٍ إِلا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلا
أَدْنَى مِنْ ذَلِكَ وَلا أَكْثَرَ إِلا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ثُمَّ
يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ
عَلِيمٌ
Tidakkah
kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan
di bumi?. Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang melainkan Dialah yang
keempatnya. Dan tiada (pembicaraan rahasia) antara lima orang melainkan Dialah yang keenamnya.
Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih
banyak, melainkan Dia ada bersama mereka dimanapun mereka berada. Kemudian Dia
akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka
kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (QS Al Mujadilah [58]:7).
Betapa Maha tahunya Allah swt terhadap sesuatu
seringkali diilustrasikan dengan semut kecil yang berwarna hitam, berjalan di
atas batu yang hitam dan berjalannyapun pada malam hari yang gelap gulita,
semut itu diketahui dan dilihat oleh Allah swt. Bila semut yang kecil itu saja
diketahui Allah swt, apalagi tingkah laku manusia yang fisiknya jauh lebih
besar dari semut. Allah swt yang sudah Maha Tahu ternyata masih menugaskan
malaikat untuk menyaksikan perbuatan manusia, mencatat seluruh amal mereka dan
melaporkannya kepada Allah swt secara rutin. Ini merupakan data akurat dan
otentik yang membuat manusia tidak mungkin bisa mengelak dari pengadilan di
akhirat nanti.
Ibadah puasa dan seluruh
pertibadatan di dalam Islam mendidik kita untuk merasa diawasi Allah swt, dekat
dengan-Nya sehingga penyimpangan tidak mau kita lakukan, meskipun peluangnya
ada, sangat besar dan bisa jadi menguntungkan secara duniawi.
Dengan memahami dan menyadari bahwa
apapun yang kita lakukan berada dalam pengawasan Allah swt, bahkan diri kita
dan bumi yang kita pijak menjadi saksi, maka seharusnya hal ini membuat hati
kita menjadi tidak tenang untuk melakukan kemaksiatan sehingga kitapun tidak
mau melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh Allah swt dan Rasul-Nya. Namun karena sebagai manusia mungkin saja kita melakukan
penyimpangan, maka kitapun selalu melakukan introspeksi diri untuk menemukan
kesalahan itu lalu bertaubat dan menjalani kehidupan sebagaimana yang
dikehendaki Allah swt dan Rasul-Nya.
Demikian
khutbah Idul Fitri kita yang singkat pada hari ini, semoga bermanfaat bagi
kita bersama, amien. Marilah kita berdoa kepada Allah swt:
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا
فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ
وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ
الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا
وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah
sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah
sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah
sebaik-baik pemberi pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah
sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik
pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan
kafir.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا
دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى
فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا
وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً
لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia
merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia
menjadi tempat hidup kami. Perbikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali
kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan
dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا
مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ
مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا
مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا
وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ
ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ
تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ
عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu
yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan
ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula
keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini.
Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan
dan kekuatan selamakami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan
jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah
Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan
jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat,
mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia.
Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.
رَبَّنَا
اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik
di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab
neraka.
May 31, 2019 at 7:02 AM
Syukron Ustadz Ahmad Yani
June 1, 2019 at 5:42 AM
Terima kasih